- Pantau Arus Mudik, Mas Dhito Siapkan ATCS Untuk Urai Kemacetan
- First Landing Bandara Internasional Dhoho Diawali Citilink, Mas Dhito : Maskapai Lain Jangan Sampai Menyesal
- Tim Satgas Pangan Kabupaten Kediri Lakukan Sidak Pasar dan Toko Bahan Pokok
- Pondok Ramadhan Terakhir, Menambah Ilmu yang Bermanfaat
- Mas Dhito: Bandara Dhoho Efektif Beroperasi 5 April 2024
- Stok Bahan Pokok Aman dan Tercukupi, Harga Mulai Melandai
- Jelang Lebaran, Mbak Cicha Pimpin Kegiatan Pasar Murah dan Pembagian Suvenir
- Baznas Kabupaten Kediri Salurkan 1.000 Bantuan untuk Anak Yatim
- Mbak Cicha Ditunjuk Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri
- Mas Dhito Dampingi Pj Gubernur Jatim Kunjungi Bandara Dhoho Kediri
Kunyit Kuning untuk Pengolahan Pakan Ternak dan Kebutuhan Eksport
Kunyit kuning atau yang familiar di masyarakat dengan sebutan kunir merupakan jenis tanaman rempah-rempah yang biasa digunakan sebagai obat Tradisional atau Herbal, serta sebagai bumbu masak dapur. Namun siapa sangka kunir juga dapat digunakan untuk bahan dasar pembuatan pakan ternak organik.
Sebuah home industri yang terdapat di Dusun Kradenan Desa Manyaran Kecamatan Banyakan, setiap harinya melakukan pengolahan kunir yang dibedakan menjadi 2 macam varian. Varian kering untuk kebutuhan campuran pakan ternak serta Varian bagus untuk keperluan eksport.
Usaha yang dirintis oleh Miftakhul Ulum ini sudah berdiri sejak tahun 2008, namun mulai melakukan eksport baru 6 tahun silam. Bahan kunir yang dieksport yakni berupa kunir dengan kwalitas grade A yang selanjutnya dikirim ke negara India. Disana kunir akan di ekstrak untuk diambil sari minyak sebagai bahan jamu.
Untuk sekali kirim ke gudang pengepul, Miftakhul Ulum mengirim 7 Ton kunir dengan harga Rp. 13.000 hingga Rp. 14.000 per kilogramnya yang biasa dilakukan hingga 8 kali dalam sebulan. Namun kini akibat krisis ekonomi dunia, permintaan menurun hingga 75 persen. "Permintaan turun drastis namun masih ada setiap bulannya," kilahnya.
Kini untuk menyiasati agar aktivitas penjualan kinir tetap ada, ia mengalihkan penjualan untuk bahan pakan ternak. Jika permintaan eksport dengan kunir grade A, maka untuk bahan ternak yang dikirim ke gudang di daerah Kabupaten Blitar dengan kwalitas dibawahnya atau selis kering dengan harga Rp. 10.000 hingga Rp. 11.000 per kilogramnya.
Namun permintaan untuk bahan yang dikirim sebagai bahan pakan ternak lebih bervariatif, tak hanya kunir namun juga ada bahan rempah rempah lain seperti temu lawak serta jahe merah. "Campuran tersebut biasanya kami dapat pesanan saat musim penghujan tiba seperti sekarang, fungsinya sebagai pelengkap. Meski terdampak adanya pandemi permintaan tetap stabil, karena pabrik pengolahan pakan tetap beroperasi dan terkadang hanya sedikit mengalami penurunan jumlah produksi," kata Miftakhul Ulum.
Kini untuk mengandalkan pasokan kunir serta rempah rempah lain tetap stabil, ia menggandeng sejumlah kelompok tani yang tersebar diberbagai kota di Jawa Timur seperti Probolinggo, Situbondo, Trenggalek, Ponorogo dan Kediri. "Kabupaten Kediri produksi kunirnya sangat melimpah karena tanah dan iklimnya cocok untuk menanam polopendem. Diantara kecamatan di Kediri yang paling bagus hasil panennya terdapat Di Kecamatan Tarokan, Kecamatan Ngancar serta Kecamatan Banyakan." Tutup Miftakhul. (Kominfo/tee,tj,wk)
Berita Terkait
- Bantal Leher Tetap Eksis di Masa Pandemi
- Sapindelick, Brand Lokal Go Internasional
- Pengrajin Barongan Tuai Berkah Saat Pandemi Covid
- Bambu Melimpah Disulap Menjadi Aneka Kerajinan Anyaman dan Mebeler
- Wagub JatimTinjau Pusat Oleh-Oleh di Mengkreng
- Orderan Orkes Sepi, Beralih Membuat Anyaman Bambu Bernilai Ekonomis Tinggi
- Mengulik Bisnis Olahan Rumah Frozen Food Naumy
- Marwah, Tempat Wisata Sekaligus Pusat Oleh-oleh UMKM Kab. Kediri
- 29 Pelaku UMKM Terima CSR Bank Jatim
- Sentra Tahu Keniten Pasarkan Produk di Supermarket dan Swalayan
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article