Mengulik Bisnis Olahan Rumah Frozen Food Naumy

By Dinas Kominfo Kab. Kediri12 Nov 2020, 17:00:12 WIB UMKM, Koperasi dan Perdagangan
Mengulik Bisnis Olahan Rumah Frozen Food Naumy

Masa pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020 berdampak pada semua sektor, namun di sisi lain memunculkan inovasi dan kreativitas baru. Salah satunya usaha bisnis makanan frozen food. Olahan frozen food kini justru terus berkembang dan tak goyah di kala masa pandemi. Meskipun keuntungan usaha tak sebesar biasanya, namun usaha makanan ini tetap berjalan dan terus memiliki konsumen setia.

Salah satunya UMKM Frozen Food Naumy yang berada di Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri. Usaha yang baru dimulai oleh Umi Sulem pada Januari 2020 ini mengolah ikan bandeng menjadi otak-otak bandeng. Umi mengatakan, sebelum memulai usaha olahan bandeng, ia sempat usaha olahan belut dan ikan lele krispi. Namun karena minat dan permintaan konsumen kurang, ia beralih ke olahan ikan bandeng.

Ditemui di kediamannya, ibu satu anak ini menjelaskan proses pembuatan otak-otak bandeng. Pertama ia memisahkan antara daging dan duri ikan, kemudian daging yang sudah bersih dicampur dengan bumbu kelapa dan telur, dibungkus daun pisang lalu dikukus. Begitu matang baru didinginkan dan proses akhir yakni dikemas.

Dalam proses produksi Umi dibantu tiga orang karyawan. Jika pesanan banyak biasanya menambah karyawan dari warga sekitar, atau mengajak keponakan untuk membantunya. Biasanya dalam seminggu Umi melakukan produksi sekitar 2 kali dengan jumlah 10-20kg tiap produksinya. Namun, masa pandemi diakuinya memang cukup menekan angka produksi. Jika sebelumnya ia memproduksi 2 kali dalam seminggu, saat ini hanya 2 kali dalam satu bulan dengan jumlah 40-50kg saja. Meski begitu, Umi tetap konsisten dalam pengembangan produksi frozen food sehingga usahanya pun tetap berjalan dengan baik.

Produk ini tidak memakai bahan pengawet, maka hanya bisa bertahan sekitar 2-3 bulan saja. Saat ditanya tentang keunggulan produknya, selain tanpabahan pengawet, frozen food Naumy juga menggunakan bumbu yang lebih lengkap, dan harga yang cukup terjangkau yakni hanya 10 ribu rupiah per kemasan 150 gram.

“Alhamdulillah tiap hari permintaan konsumen terus meningkat. Apalagi saya juga menggandeng pemuda dan para reseller yang sangat getol sekali promosi lewat media sosial. Dengan begitu produk prozen kita ini lebih dikenal oleh masyarakat luas,” ungkapnya, (12/11).

Pemasaran produk dilakukan secara langsung atau sesuai pesanan. Umi pun bekerjasama dengan Dinas Perikanan Kabupaten Kediri dengan menitipkan produknya di Griya Ulam-Q. Kemudian untuk pesanan luar kota hanya bisa dilakukan dengan konsep jasa titip (jastip) karena terhalang dengan masalah packaging, sehingga belum dapat dikirim melalui jasa kurir.

Meskipun berfokus pada olahan otak-otak ikan bandeng, Umi juga memproduksi udang panir dan sate lilit. Selain frozen food, Umi juga melayani pesanan olahan yang sudah matang sesuai dengan permintaan konsumen, diantaranya nasi liwet dengan lauk ayam dan ikan tongkol.

Umi mengakui, usahanya berjalan tak lepas dari dukungan Dinas Perikanan, mulai dari pelatihan seperti cara mengolah daging dan limbah serta perizinan. Saat ini ia mempersiapkan persyaratan untuk mendapatkan izin edar dari BPOM. Untuk pengembangan usaha kedepan, ia juga tengah mempersiapkan menu baru yang masih dalam tahap uji coba, yakni Bulbrum berbahan ikan patin. (Kominfo/mr,lks,tee,wk)




Tinggalkan komentar Anda via CommentBox