- Pantau Arus Mudik, Mas Dhito Siapkan ATCS Untuk Urai Kemacetan
- First Landing Bandara Internasional Dhoho Diawali Citilink, Mas Dhito : Maskapai Lain Jangan Sampai Menyesal
- Tim Satgas Pangan Kabupaten Kediri Lakukan Sidak Pasar dan Toko Bahan Pokok
- Pondok Ramadhan Terakhir, Menambah Ilmu yang Bermanfaat
- Mas Dhito: Bandara Dhoho Efektif Beroperasi 5 April 2024
- Stok Bahan Pokok Aman dan Tercukupi, Harga Mulai Melandai
- Jelang Lebaran, Mbak Cicha Pimpin Kegiatan Pasar Murah dan Pembagian Suvenir
- Baznas Kabupaten Kediri Salurkan 1.000 Bantuan untuk Anak Yatim
- Mbak Cicha Ditunjuk Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri
- Mas Dhito Dampingi Pj Gubernur Jatim Kunjungi Bandara Dhoho Kediri
Metarhizium, Efektif Basmi Hama dan Ramah Lingkungan
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri mengembangkan pembasmi hama metarhizium untuk mengendalikan hama ulat grayak. Hama ulat spesies baru ini muncul sejak awal tahun 2019 dengan daya jangkau persebaran hama hingga 100 km/malam. Penanggulangan hama ulat grayak yang menyerang tanaman jagung ini telah dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis pestisida kimia, namun gagal mengurangi tingkat serangan.
Salah satu lahan yang diserang ulat grayak adalah lahan jagung di Desa Turus Kecamatan Gurah. Akibatnya, daun tanaman berlubang dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman jagung terganggu. Apabila dibiarkan bisa menyebabkan gagal panen.
Oleh karena itu petugas dari Dipertabun memberikan metarhizium untuk membasmi ulat ini. Dengan pemberian metarhizium diharapkan tanaman yang masih utuh dapat dilindungi dari serangan ulat grayak. Gerakan pengendalian hama dilakukan pada sore hari karena sangat efektif, lantaran ulat grayak keluar dari sarangnya sehingga sangat mudah untuk dibasmi.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Anang Widodo mengatakan, metarhizium memiliki banyak keunggulan. Mulai dari ramah lingkungan, mudah dikembangkan, murah, lebih efektif dalam pengendalian hama serta efisien.
Jika hama terus menerus diberikan pestisida , maka akan terjadi resistensi pada hama tersebut. Oleh karenanya, penggunaan metarhizium yang berasal dari ulat grayak itu sendiri dinilai ramah lingkungan serta efektif mematikan hama.
Anang menambahkan, inovasi ini dapat menyelamatkan produksi tanaman jagung dari gagal panen, rata-rata 6,72 ton/hektare atau penyelamatan pendapatan petani rata-rata Rp15.456.000/hektare. Pemanfaatan metharizium juga dapat menekan biaya produksi petani. (Kominfo)
Berita Terkait
- Warga Lereng Wilis Kediri Ciptakan Menu Tiwul Organik
- Asap Cair, Pengusir Hama Bebas Bahan Kimia
- Kenalkan Kabupaten Kediri Lewat Tabulampot Indonesia
- MOL dari Pelepah Pisang dan Pepaya Busuk
- Masa Pandemi, Bisnis Ikan Cupang Tembus Pasar Internasional
- DKPP Latih Kelompok Tani Manfaatkan Aplikasi E-Commerce
- Dipertabun Gelar Pelatihan Operasional Drone Untuk Pemetaan Lahan Pertanian
- Dipertabun Kabupaten Kediri Kendalikan Hama Ulat Grayak Terpadu Bersama Petani
- Sekolah Lapang Pertanian, Dipertabun Kabupaten Kediri Dorong Managemen MTS
- Makan Ikan Meningkat, Corona Minggat
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article