- Pantau Arus Mudik, Mas Dhito Siapkan ATCS Untuk Urai Kemacetan
- First Landing Bandara Internasional Dhoho Diawali Citilink, Mas Dhito : Maskapai Lain Jangan Sampai Menyesal
- Tim Satgas Pangan Kabupaten Kediri Lakukan Sidak Pasar dan Toko Bahan Pokok
- Pondok Ramadhan Terakhir, Menambah Ilmu yang Bermanfaat
- Mas Dhito: Bandara Dhoho Efektif Beroperasi 5 April 2024
- Stok Bahan Pokok Aman dan Tercukupi, Harga Mulai Melandai
- Jelang Lebaran, Mbak Cicha Pimpin Kegiatan Pasar Murah dan Pembagian Suvenir
- Baznas Kabupaten Kediri Salurkan 1.000 Bantuan untuk Anak Yatim
- Mbak Cicha Ditunjuk Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri
- Mas Dhito Dampingi Pj Gubernur Jatim Kunjungi Bandara Dhoho Kediri
MOL dari Pelepah Pisang dan Pepaya Busuk
Untuk menghasilkan panen yang melimpah serta mempunyai kandungan gizi yang baik, maka petani harus pandai melihat kondisi media tanamnya. Salah satu syarat yang harus terpenuhi tanah wajib mempunyai unsur hara yang cukup. Untuk itu khusunya petani organik harus melakukan pemupukan menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL).
Di tangan petani yang akrab dipanggil Pak Taji asal Desa Pagung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri, pelepah pisang serta beberapa buah busuk seperti pepaya, pisang dan nanas diolah menjadi Mikro Organisme Lokal (MOL) yang mempunyai fungsi sebagai dekomposer atau pengurai pada pupuk organik cair.
Cara pembuatannya cukup mudah. Pelepah pisang serta buah-buahan yang sudah busuk tersebut dicacah kecil seukuran 1 x 4 cm dan dicampur menjadi satu. Setelah tercampur dimasukkan ke dalam ember atau jerigen yang sebelumnya telah diisi oleh 5 liter air Leri atau air sisa pembersihan beras, kemudian dicampur dengan tetes tebu.
Selain itu para petani menambahkan "keset" atau bagian dalam dari rempelo ayam yang masih terdapat sisa kotoran ayam."Fungsi dari keset rempelo ayam ini agar bahan fermentasi menjadi maksimal karena terdapat sisa olahan makanan dari kotoran ayam," ucap Pak Taji, (14/9).
Usai dimasukkan kedalam jerigen, adonan kemudian ditutup dan ditaruh di tempat yang tidak langsung terpapar sinar matahari. Proses fermentasi selama 15 hingga 20 hari.
“Pada sore hari, tutup jerigen harus dibuka. Hal ini untuk mengurangi kelebihan gas yang ada di dalam," imbuh Taji.
Sementara itu menurut Omega Dwi Suprihanto, Petugas Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, pembuatan MOL dengan cara yang alami dan sederhana ini wajib dilakukan petani sebelum melakukan tanam organik agar tanah mempunyai unsur hara yang seimbang.
“Tanah harus mengandung unsur hara yang pas, agar saat berproses bisa menghasilkan tanaman yang baik dan tidak mudah mati ataupun layu,”kata Omega. (Kominfo/fd,tee,tj,wk)
Berita Terkait
- Masa Pandemi, Bisnis Ikan Cupang Tembus Pasar Internasional
- DKPP Latih Kelompok Tani Manfaatkan Aplikasi E-Commerce
- Dipertabun Gelar Pelatihan Operasional Drone Untuk Pemetaan Lahan Pertanian
- Dipertabun Kabupaten Kediri Kendalikan Hama Ulat Grayak Terpadu Bersama Petani
- Sekolah Lapang Pertanian, Dipertabun Kabupaten Kediri Dorong Managemen MTS
- Makan Ikan Meningkat, Corona Minggat
- DKPP Bangun RPH Modern Dengan Kapasitas 30 Ekor Per Hari
- Penditribusian Bantuan Beras di Kecamatan Kayen Kidul
- Penyaluran Bantuan di 3 Kecamatan Berjalan Lancar
- Harga Sembako 27 Februari 2020
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article