- Pantau Arus Mudik, Mas Dhito Siapkan ATCS Untuk Urai Kemacetan
- First Landing Bandara Internasional Dhoho Diawali Citilink, Mas Dhito : Maskapai Lain Jangan Sampai Menyesal
- Tim Satgas Pangan Kabupaten Kediri Lakukan Sidak Pasar dan Toko Bahan Pokok
- Pondok Ramadhan Terakhir, Menambah Ilmu yang Bermanfaat
- Mas Dhito: Bandara Dhoho Efektif Beroperasi 5 April 2024
- Stok Bahan Pokok Aman dan Tercukupi, Harga Mulai Melandai
- Jelang Lebaran, Mbak Cicha Pimpin Kegiatan Pasar Murah dan Pembagian Suvenir
- Baznas Kabupaten Kediri Salurkan 1.000 Bantuan untuk Anak Yatim
- Mbak Cicha Ditunjuk Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri
- Mas Dhito Dampingi Pj Gubernur Jatim Kunjungi Bandara Dhoho Kediri
Kenalkan Kabupaten Kediri Lewat Tabulampot Indonesia
Pandemi Covid-19 ini jangan sampai membuat putus asa dan hilang kreativitas. Masih ada banyak hal yang bisa kita lakukan di rumah, seperti halnya menanam buah dalam pot.
Bagi penggemar tabulampot, di Kabupaten Kediri telah hadir Tabulampot Indonesia yang terletak di Desa Jambu Kecamatan Kayen Kidul Kab. Kediri. Di tempat ini, kita akan menjumpai ribuan bibit alpukat yang siap ditanam di rumah.
Salah satu yang menjadi unggulan adalah Alpukat Kelud yang merupakan brand unggulan dari Tabulampot Indonesia Desa Jambu. Semua tanaman alpukat disini sangat terawat, dijamin akan tumbuh subur saat ditanam di rumah.
Agus Joko Susilo selaku Owner Tabulampot Indonesia menjelaskan, yang melatarbelakanginya mendirikan Tabulampot ini adalah ingin membuat brand sehingga Desa Jambu, umumnya Kab. Kediri, bisa lebih dikenal oleh masyarakat secara nasional.
“Alhamdulillah saat ini sudah dikenal sampai pelosok Nusantara bahkan sampai luar negeri. Sudah banyak pula yang menghubungi lewat telefon walaupun masih sekedar bertanya-tanya. Saya memperkenalkan Desa Jambu ini melalui penanaman Alpukat Kelud, karena Kabupaten Kediri terkenal dengan wisata Gunung Kelud yang menjadi kebanggaan kami," jelasnya, (22/9).
Tabulampot Indonesia memiliki luas lahan 1,2 hektar dengan jumlah bibit sebanyak 15 ribu tanaman alpukat dari berbagai varietas. Buahnya rata-rata berukuran jumbo, perbuah bisa mencapai 1-2 kg. Harga per bibit sangat bervariasi sesuai ukuran stek, mulai harga 50 ribu hingga ratusan ribu tergantung kualitasnya.
“Untuk pemasaran menjangkau wilayah se-Indonesia karena selama ini kita menguatkan promosi lewat media sosial Instagram, Youtube dan Facebook Desa Wisata Jambu Kediri,” tambah Kepala Desa Jambu ini.
Bedanya antara tanaman tabulampot dengan tanaman di kebun adalah tabulampot biasanya bagi mereka yang tidak punya lahan. Sehingga menjadi suatu kebanggaan bila bisa menanam di pot tapi berbuah lebat.
“Di masa pandemi ini secara wabah kita terdampak, tapi untuk pengembangan Tabulampot meningkat hampir 100 persen. Karena selama pandemi banyak masyarakat yang stay at home jadi banyak yang beraktivitas menanam pohon. Suatu hal yang kami syukuri,” pungkas Agus. (Kominfo/lks,tee,tj,wk)
Berita Terkait
- MOL dari Pelepah Pisang dan Pepaya Busuk
- Masa Pandemi, Bisnis Ikan Cupang Tembus Pasar Internasional
- DKPP Latih Kelompok Tani Manfaatkan Aplikasi E-Commerce
- Dipertabun Gelar Pelatihan Operasional Drone Untuk Pemetaan Lahan Pertanian
- Dipertabun Kabupaten Kediri Kendalikan Hama Ulat Grayak Terpadu Bersama Petani
- Sekolah Lapang Pertanian, Dipertabun Kabupaten Kediri Dorong Managemen MTS
- Makan Ikan Meningkat, Corona Minggat
- DKPP Bangun RPH Modern Dengan Kapasitas 30 Ekor Per Hari
- Penditribusian Bantuan Beras di Kecamatan Kayen Kidul
- Penyaluran Bantuan di 3 Kecamatan Berjalan Lancar
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article