- Gelar Nobar, Mas Dhito Berharap Persik Bisa Terobos Championship Series
- Harga Berangsur Stabil, Pemkab Kediri Pastikan Ketersediaan Stok Cabai Aman
- Guna Antisipasi Lonjakan Harga Bahan Pokok, Pemkab Kediri Gelar Gerakan Pasar Murah
- Kendalikan Harga Kebutuhan Pokok, Pemkab Gelar Gerakan Pangan Murah
- Awal Puasa Ramadan, TP PKK Gelar Pondok Ramadan
- Pagelaran Wayang Menyambut Hari Jadi Kabupaten Kediri Ke-1220
- Grebek Sampah, Aksi Nyata Kabupaten Kediri Bebas Sampah
- Serahkan LKPD 2023, Pemkab Kediri Komitmen Tingkatkan Integritas Tata Kelola Keuangan Daerah
- Misi Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2025-2045 adalah 'Kabupaten Kediri Berbudaya Luhur, Maju dan Berkelanjutan'
- Ilmu yang Bermanfaat adalah Ilmu Diamalkan Terhadap Sesama
Tradisi Bersih Desa Saat Memasuki Bulan Suro
Memasuki Bulan Suro dalam Kalender Jawa, warga desa di Kabupaten Kediri hampir seluruhnya menyelenggarakan tradisi Bersih Desa. Berbagai kegiatan dilaksanakan mulai dari mengadakan kenduri, mengirim sesaji yang diperuntukkan untuk danyang desa atau bahkan menggelar tradisi jawa seperti pertunjukan wayang dan tari-tarian tradisional atau campur sari.
Di Desa Paron Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, warga bersama perangkat desa mengadakan ritual bersih desa berupa kenduri dan mengirim saji-sajian ke 3 punden yang dipercaya sebagai makam sesepuh desa, (6/9/20).
Acara dimulai dari Punden Ki Ageng Karanglo yang identik dengan keislaman. Di punden tersebut, pada malam bersih desa dilaksanakan khotmil Qur'an yang diikuti jamaah dari sekitar punden. Kemudian paginya dilaksanakan kenduri bersama perangkat desa, lembaga desa dan warga desa yang berkeyakinan dengan ritual tersebut.
Setelah kenduri di Punden Ki Ageng Karanglo selesai, dilanjut ke Punden Kembangan dengan digelar acara Tayupan dan doa bersama. Yang terakhir di Punden Mbah Ageng Aru-Aru dan hanya dilaksanakan doa bersama.
Menurut Kepala Desa Paron, Buyung Wicaksono, tradisi bersih desa rutin diselenggarakan oleh warga sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat dan hidayatnya.
"Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa. Sesaji berasal dari warga untuk menyumbangkan makanan. Bersih desa dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu. Maka sesaji diberikan kepada danyang, karena danyang dipercaya sebagai penjaga sebuah desa," ungkapnya.
Tradisi Bersih Desa sebagai upacara adat memiliki makna spiritual di baliknya. Bersih Desa bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang didapat. Selanjutnya, upacara bersih desa bertujuan untuk memohon perlindungan kepada danyang sebagai penjaga desa dari hal-hal negatif dalam kehidupan sehari-hari.
"Tujuan bersih desa adalah untuk memohon berkat agar hasil panen berikutnya melimpah, seluruh warga diberi kesehatan dan menjadikan desa yang aman, tentram, gemah ripah loh jinawi," terang Kades Buyung.
Usai menggelar tradisi ke 3 Punden, pada malam harinya dilaksanakan doa bersama di rumah Mbah Samuji yang oleh warga dianggap sebagai sesepuh desa. Kenduri dilakukan pada malam bulan purnama dengan menu nasi beras merah, lalap daun kelor dan ayam ingkung bumbu parem sebagai sesajinya.
“Dengan harapan sesaji tersebut bisa menjauhkan dari balak selama setahun ke depan umumnya untuk Desa Paron, khususnya untuk warga yang datang di acara dan mengkonsumsi sesaji tersebut," tutup Buyung. (Kominfo/fd,tee,tj,wk)
Berita Terkait
- Situs Kuno Ditemukan Saat Gali Tanah Untuk Kolam Renang
- Penemuan Situs Kuno, Sebuah Petirtaan Abad 12-14
- Wisata Jadul Dengan Suasana Alami
- Peresmian Sumber Mata Air Plumpungan
- Grand Launching Sumber Kembangan Paron
- 2020 Durian Diserbu Pengunjung
- Gali Potensi, Pemkab Kediri Gelar Karya Tari
- Gerdal OPT Serentak Kabupaten Kediri
- Ground Breaking Bandara Kediri April 2020
- Tahun Baru, Tebar Semangat dan Harapan Baru
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article