- Mas Dhito Sholawatan Bareng Zahir Mania, Habib Bidin: Semoga Kabupaten Kediri Semakin Baik
- Pemkab Kediri Tingkatkan Konsumsi Makan Ikan melalui Gemarikan
- Dharma Santi Nyepi 1946 Saka, Mas Dhito Fasilitasi Kebutuhan Umat Hindu Kediri
- Pemkab Kediri Kembali Terima Opini WTP ke-8 dari BPK
- Halal Bihalal, Mas Dhito Didoakan Warga Bisa Lanjutkan Pembangunan di Kabupaten Kediri
- Pemerintah Kabupaten Kediri Gelar Puncak Peringatan FLS2N Tingkat Kabupaten
- Semangat Berkarya, Puluhan Pelajar SD Ikuti FLS2N Tingkat Kabupaten Kediri Tahun 2024
- 7 Unit Layanan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kediri Raih Penghargaan dari Ombudsman RI
- Puncak HPN 2024, PWI Bersama Pemerintah Junjung Tinggi Keterbukaan Informasi
- Sarasehan Budaya Hiasi Pagelaran Pasar Budaya Hari Ke-2
Program Alih Profesi WPS, Dinsos Kabupaten Kediri Monitoring Eks Lokalisasi
Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Sosial melakukan monitoring terhadap sejumlah eks lokalisasi di wilayah Kabupaten Kediri. Kegiatan tersebut dalam rangka program alih profesi Wanita Pekerja Seks Komersial (WPS) untuk menuju Indonesia bebas prostitusi.
Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Kediri, Dyah Saktiana mengatakan, pada hari pertama monitoring menyasar lima eks lokalisasi. Masing-masing di Cerme Kecamatan Grogol, Dadapan Kecamatan Ngasem, Pemakaman Cina di Kecamatan Gurah, Tambi di Kecamatan Kandangan dan Gedangsewu di Kecamatan Pare. Selain berdialog dengan WPS, tim Dinsos juga mengajak bicara pemilik wisma atau tuan rumah.
"Pemilik rumah atau mucikari menyewakan kamar untuk WPS. Dari monitoring ini, ternyata satu tuan rumah memiliki empat kamar untuk anak asuhnya. Tetapi yang tinggal menetap hanya ada satu hingga dua orang WPS. Sedangkan kamar lainnya diperuntukkan bagi WPS TL atau tidak langsung. Istilah pedagang pasarnya playon, WPS yang tidak menetap," jelas Dyah Saktiana.
Tim Dinsos berdialog dengan WPS dan pemilik rumah. Beberapa pertanyaan yang disampaikan tentang seluk-beluk aktivitas di eks lokalisasi yang dilakukan oleh penghuni dan pelanggannya. Selain itu, petugas juga menanyakan tentang kesehatan di tengah pandemi Covid-19 serta protokol kesehatan yang diterapkan di kawasan itu.
"Pertama kami melakukan monitoring. Kemudian akan kami inventarisir. Kita tanya kebutuhan mereka untuk alih profesi itu apa," imbuh Nana, panggilan akrab Dyah Saktiana.
Dalam monitoring ini, Dinsos bersama LSM Suara Hati Nurani (SuaR) Indonesia Kediri. Lembaga ini konsisten dalam penanganan masalah sosial. Selama ini SuaR telah melakukan pendampingan terhadap para WPS di seluruh eks lokalisasi di Kediri, sehingga memahami persoalan di tempat itu.
"Sebenarnya ini bagian dari sinergi yang dilakukan dengan Dinsos. Selama ini kami selalu melakukan kegiatan bersama disana. Menariknya, dari monitoring ini, Dinas merasa ada kebutuhan dalam rangka alih profesi. Idealnya apa kebutuhan kawan-kawan di eks lokalisasi yang diperhatikan, bukan sesuai keinginan dinas," ujar Ketua LSM SuaR Indonesia Kediri, Sanusi.
Menurut Sanusi, skema pendekatan dalam rangka alih profesi WPS yang paling tepat adalah dengan melakukan assesment terhadap kebutuhan WPS. Sehingga timbul kesadaran pribadi dari WPS untuk meninggalkan tempat prostitusi menuju kehidupan yang lebih baik. Karena, ia meyakini setiap individu memiliki mimpi untuk mendapatkan rasa aman, jaminan kesehatan serta kesejahteraan.
"Ini pendapat pribadi saya, misalnya mereka meningkatkan penghasilan untuk mecukupi kebutuhan sehari-hari, bagaimana kalau dengan menyediakan rombong PKL untuk jualan nasi goreng, mie goreng, kemudian kue seperti molen dan sebagainya. Sehingga memungkinkan untuk langsung bekerja," idenya.
Dari data Dinsos menyebutkan, jumlah WPS di Kabupaten Kediri sekitar 700 orang. Pemkab Kediri melalui Dinsos berharap, seluruh WPS nantinya dapat melakukan alih profesi, untuk menuju Indonesia bebas prostitusi. (Kominfo/ng,tee,tj,wk)
Berita Terkait
- 8.383 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kabupaten Kediri Terima BST Tahap VII
- Dirjen Bea dan Cukai Berikan Sosialisasi Tembakau Iris Kepada Komunitas Tengwe
- Semangat Nawa Bhakti Satya Untuk Jawa Timur Maju
- Pembuat Barongan Dari Desa Klampisan
- HUT TNI, Kodim 0809 Bersama DP2KBP3A Gelar Baksos KB Vasektomi Gratis
- 4.947 KPM di 4 Kecamatan Terima Penyaluran BST Tahap VII
- Ajak Akseptor KB Berikan Testimoni, Cara Kader PPKBD Ringinrejo Ajak Warga Lakukan KB
- Dinsos Serahkan Bantuan Permakanan Kepada 102 Disabilitas ODKB dan ODGJ
- 24 UMKM Kabupaten Kediri Terima CSR dari PDAM
- Persiapan Kwarcab Pramuka Menuju Kompetisi Gebyar Pionering 500 Tongkat
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article