- Apel Kehormatan dan Renungan Suci, Hormati Jasa Para Pahlawan
- Mas Dhito Disebut Satu-Satunya Bupati yang Bisa Menyatu dengan Rakyat
- Kesuksesan Hari Ini, Menjadi Bekal Meraih Cita-cita Dimasa Depan
- Peresmian Galeri UMKM Kabupaten Kediri
- Kediri, Layak Disebut Mother Of Nusantara
- Mas Dhito Sinau Bareng Cak Nun, dari Kediri Untuk Nusantara
- Festival Lansia, Kobarkan Semangat Kemerdekaan RI ke 77
- Gempita Kemerdekaan Kab. Kediri, Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng
- Mas Dhito Berikan Diskon Pajak Bagi Pelaku Seni
- Kukuhkan Paskibra, Mas Dhito : Jadilah Muda, Merdeka, dan Berbudaya
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Batako
Berita Terkait
- Harga Sembako 7 Oktober 2019
- Harga Sembako 3 Oktober 2019
- 69 Desa Ikuti Bursa Inovasi Desa
- Potensi Desa di Kabupaten Kediri Sangat Lengkap dan Beraneka Ragam
- Bersama Wujudkan Desa Ramah Anak
- Kelola dan Sebarkan Informasi Positif Kepada Masyarakat
Berita Populer
- Sosialisasi Penyaluran Bantuan Sosial Melalui GNOTA Kabupaten Kediri
- Pengumuman Pendaftaran CASN Kabupaten Kediri 2021
- Pemkab Kediri Launching Aplikasi Sahaja Online
- 2023, Bandara Kediri Bisa Sudah Bisa Beroperasi
- Wisata Besuki Irenggolo Dibuka Dengan Menerapkan Protokol Kesehatan
- SE PPKM Darurat Kabupaten Kediri 2021
- Penyerahan SPPT PBB-P2 Kabupaten Kediri Tahun 2021
- Kunyit Kuning untuk Pengolahan Pakan Ternak dan Kebutuhan Eksport
- Serah Terima Jabatan Dandim 0809 Kediri
- Harga Cabai Melonjak, Bupati Kediri Sidak Pasar Induk Pare

Semua pasti sudah tidak asing lagi dengan Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kab. Kediri. Desa dimana monumen Simpang Lima Gumul berada.
Desa Sumberejo dipimpin oleh Kepala Desa yang masih muda, bernama Dwi Santosa. Dengan inovasinya ia membuat usaha pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat yang tidak mampu dan menciptakan lapangan pekerjaan melalui kelompok usaha pembuatan batako pres di Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem.
Pada awal tahun 2019 lalu, Dwi panggilan akrabnya, melaksanakan studi banding ke sentra pembuatan batako. Setelah itu ada ketertarikan dalam benaknya untuk membuat usaha seperti itu di desanya.
Sekitar bulan Mei 2019, Dwi memberanikan diri membuat Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang diberi nama Santosa Group yang bergerak di bidang pembuatan batako. Anggota KUB Santosa Group berjumlah 10 orang dan mereka juga yang mengoperasikan mesin pembuatan batako.
"Anggota kelompok yang kami pilih ini tidak sembarangan, yaitu yang tergolong warga kurang mampu. Kenapa saya memilih warga kurang mampu, karena dengan masuk sebagai kelompok ini akan lebih meningkatkan perekonomiannya," terang Dwi saat ditemui di tempat usahanya, (5/1/20).
"Awalnya masih manual dan hasilnya kurang memuaskan konsumen, akhirnya dibelikan mesin pres. Dengan mesin-mesin yang dimiliki sekarang pekerjaan semakin cepat, pemesan juga semakin banyak," terang Dwi.
Dwi mengaku dalam sehari, dengan menggunakan mesin pres ini bisa menghasilkan 700 sampai 800 buah batako. Jika ada pesanan, pembuatan dilakukan dengan sistem borongan agar pekerjaan lebih cepat selesai.
“Untuk pemasarannya masih sekitar Kediri saja dan kami sudah memiliki orang yang bertugas mencari konsumen. Per biji batako kami bandrol dengan harga 2200 rupiah,” jelasnya.
Produk batako buatan KUB ini pun berkualitas baik. Dengan menggunakan mesin pres, batako lebih keras. Selain untuk bahan dinding, batako tersebut juga bisa untuk pondasi bangunan.
“Alhamdulillah besok Senin tanggal 6 Januari 2020, Santosa Group bersama 4 kelompok usaha lainnya akan mendapatkan bantuan dari BRI pusat. Harapan kami dengan bantuan ini, kedepan dapat meningkatkan usaha pembuatan batako. Selain itu juga akan memotivasi kami agar lebih giat lagi dalam mengembangkan usaha dan semakin banyak anggota yang bergabung,” pungkasnya. (Kominfo/lks,tee,tj,wk)
