- Dukung Peningkatan Produksi Ternak, TMMD Ke-122 Bersama DKPP Kabupaten Kediri Gelar Sosialisasi di Desa Pagung
- Pjs Bupati Kediri Hadiri Apel Gelar Operasi Zebra Semeru 2024
- Hadiri Jombang Fest 2024, Pjs Bupati Kediri Ucapkan Selamat Hari Jadi Kabupaten Jombang
- Sinergi TNI dan Pemkab Kediri Tingkatkan Produktivitas Petani Lewat Pelatihan Membuat Pupuk Organik dalam Program TMMD ke-122
- Seluruh Runners Kelud Vertical Challenge Kagum dengan Keindahan Kelud
- Kenalkan Program Organik, TMMD 122 Kodim 0809/Kediri Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Modern
- Pemkab Kediri Gelar Upacara HUT ke-79 Jatim: Perkuat Desa Mandiri dan Tekan Kemiskinan
- Serahkan Ratusan Sertifikat PTSL, Wujud Pemkab Kediri Percepat Legalitas Hak Aset Milik Warga
- Perkuat Keamanan Siber di Daerah, Dinas Kominfo Kabupaten Kediri ikut Berpartisipasi dalam Launching CSIRT
- Forum Konsultasi Publik, Kominfo Kabupaten Kediri Gandeng Stakeholder
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Batako
Semua pasti sudah tidak asing lagi dengan Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kab. Kediri. Desa dimana monumen Simpang Lima Gumul berada.
Desa Sumberejo dipimpin oleh Kepala Desa yang masih muda, bernama Dwi Santosa. Dengan inovasinya ia membuat usaha pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat yang tidak mampu dan menciptakan lapangan pekerjaan melalui kelompok usaha pembuatan batako pres di Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem.
Pada awal tahun 2019 lalu, Dwi panggilan akrabnya, melaksanakan studi banding ke sentra pembuatan batako. Setelah itu ada ketertarikan dalam benaknya untuk membuat usaha seperti itu di desanya.
Sekitar bulan Mei 2019, Dwi memberanikan diri membuat Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang diberi nama Santosa Group yang bergerak di bidang pembuatan batako. Anggota KUB Santosa Group berjumlah 10 orang dan mereka juga yang mengoperasikan mesin pembuatan batako.
"Anggota kelompok yang kami pilih ini tidak sembarangan, yaitu yang tergolong warga kurang mampu. Kenapa saya memilih warga kurang mampu, karena dengan masuk sebagai kelompok ini akan lebih meningkatkan perekonomiannya," terang Dwi saat ditemui di tempat usahanya, (5/1/20).
"Awalnya masih manual dan hasilnya kurang memuaskan konsumen, akhirnya dibelikan mesin pres. Dengan mesin-mesin yang dimiliki sekarang pekerjaan semakin cepat, pemesan juga semakin banyak," terang Dwi.
Dwi mengaku dalam sehari, dengan menggunakan mesin pres ini bisa menghasilkan 700 sampai 800 buah batako. Jika ada pesanan, pembuatan dilakukan dengan sistem borongan agar pekerjaan lebih cepat selesai.
“Untuk pemasarannya masih sekitar Kediri saja dan kami sudah memiliki orang yang bertugas mencari konsumen. Per biji batako kami bandrol dengan harga 2200 rupiah,” jelasnya.
Produk batako buatan KUB ini pun berkualitas baik. Dengan menggunakan mesin pres, batako lebih keras. Selain untuk bahan dinding, batako tersebut juga bisa untuk pondasi bangunan.
“Alhamdulillah besok Senin tanggal 6 Januari 2020, Santosa Group bersama 4 kelompok usaha lainnya akan mendapatkan bantuan dari BRI pusat. Harapan kami dengan bantuan ini, kedepan dapat meningkatkan usaha pembuatan batako. Selain itu juga akan memotivasi kami agar lebih giat lagi dalam mengembangkan usaha dan semakin banyak anggota yang bergabung,” pungkasnya. (Kominfo/lks,tee,tj,wk)
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article