- Mas Dhito: Bandara Dhoho Efektif Beroperasi 5 April 2024
- Stok Bahan Pokok Aman dan Tercukupi, Harga Mulai Melandai
- Jelang Lebaran, Mbak Cicha Pimpin Kegiatan Pasar Murah dan Pembagian Suvenir
- Baznas Kabupaten Kediri Salurkan 1.000 Bantuan untuk Anak Yatim
- Mbak Cicha Ditunjuk Sebagai Ketua Dewan Kehormatan PMI Kabupaten Kediri
- Mas Dhito Dampingi Pj Gubernur Jatim Kunjungi Bandara Dhoho Kediri
- Mas Dhito Dampingi Pj Gubernur Jatim Kunjungi Bandara Dhoho Kediri
- Peringati Nuzulul Qur'an, Pesan Mas Bupati Jaga Kondusifitas dan Hubungan Antar Sesama
- TP PKK Kabupaten Kediri Salurkan Bantuan Sembako untuk Warga Kurang Mampu
- Mengatasi Gejolak Harga dan Pasokan Bahan Pokok, Hari ke-18 Gerakan Pangan Murah Kabupaten Kediri di Kecamatan Pagu
Sekolah Lapang Pertanian DI Kromasan, Praktek Tanam Padi 4 Metode
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri kembali menggelar Sekolah Lapang Pertanian (SLP). Kali ini berlangsung di Desa Bendosari, Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri.
Peserta SLP kali ini sejumlah 25 petani. Mereka tergabung dalam Daerah Irigasi (DI) Kromasan yang berasal dari tiga wilayah kecamatan. Masing-masing, Kecamatan Ngadiluwih, Kecamatan Kras dan Kecamatan Ringinrejo.
Mohammad Imam Nawawi, selaku petugas staff Lapang Program Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP) Dipertabun Kabupaten Kediri DI Kromasan mengatakan, SLP di DI Kromasan ini sudah berjalan dalam enam kali pertemuan. Sementara hari ini memasuki materi praktek tanam padi.
“Hari ini materinya penanaman di lahan dengan empat metode. Antara lain, S-R-I, Haston, Jarwo 41, dan Tegel,” ujar Imam Nawawi.
Empat metode tanam padi yang dipraktekkan tersebut, SRI (sistem rice intensification) prinsipnya pindah tanam umur muda, Haston (tanam jumlah banyak -ombol- 20-30 batang perumput), Jarwo 41 (menyisakan empat baris) dan Tegel (sistem pertanian biasa 20x20 centimer jarak tanam).
Masih kata Imam, praktek tanam tersebut bertujuan untuk membedakan empat metode itu secara kelebihan dan kekurangannya. Peserta dituntut untuk mengamati langsung sepanjang masa budidaya hingga panen nantinya.
“Tujuannya agar mereka bisa membedakan metode itu, yang bagus ditanam disini apa. Kita praktek dengan petani. Kita ikut mengamati mana yang terbaik,” imbuh Imam.
Untuk diketahui, peserta SLP sebanyak 25 orang petani terbagi dalam empat kelompok. Dalam setiap kali pertemuan, peserta mendapatkan materi pembelajaran, praktek, pengamatan dan dituntut untuk mendiskusikan hasilnya. Sementara itu, dalam pelaksanaan SLP selalu memperhatikan protokol kesehatan Covid-19, diantaranya memakai masker dan menjaga jarak. (*)
Berita Terkait
- Corona Cepatlah Kau Pergi, Kami Ingin Berdagang Normal Kembali
- PERATURAN BUPATI KEDIRI NO 44 TAHUN 2020
- Sulap Serabut Kelapa Menjadi Kokedama yang Unik dan Menarik
- Pandemi Covid-19, BPJS Kesehatan Relaksasi Tunggakan Peserta JKN-KIS
- Warga Tak Kenakan Masker Diberikan Sanksi Denda
- Pemuda Gogorante Sulap Limbah Kayu Menjadi Karya Seni Bernilai Tinggi
- MOL dari Pelepah Pisang dan Pepaya Busuk
- Masa Pandemi, Bisnis Ikan Cupang Tembus Pasar Internasional
- Pelayanan Keliling Satu Hari Jadi
- 1.234.918 DPS Telah Ditetapkan KPU
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article