- Las Titik/Las Pen Buatan Efendi Ari, Optimis Raih Juara 1 Tingkat Provinsi Jawa Timur
- Gerakan Pangan Murah Guna Stabilkan Harga Kebutuhan Bahan Pokok Menjelang Lebaran
- Gelar Rembuk Stunting, Pemerintah Kabupaten Kediri Targetkan Zero Stunting
- Ketua TP PKK Kabupaten Kediri Bersama Wakil Bupati Hadiri Pondok Ramadhan Hari Ke-3 di Gedung Bagawanta Bhari
- Beras dan Telur Kebutuhan Pokok Yang Diburu Warga
- Pembukaan Festival Budaya Kuno Kini Sukses Digelar
- Ramadhan Berbagi, Berfikir Mencetak Generasi Muda Yang Lebih Baik Lagi
- Gelar Nobar, Mas Dhito Berharap Persik Bisa Terobos Championship Series
- Harga Berangsur Stabil, Pemkab Kediri Pastikan Ketersediaan Stok Cabai Aman
- Guna Antisipasi Lonjakan Harga Bahan Pokok, Pemkab Kediri Gelar Gerakan Pasar Murah
Kisah Pelaku Sejarah 10 November 1945
Setiap 10 November, kita selalu memperingati Hari Pahlawan. Hari yang bersejarah ini merupakan hari dimana terjadi pertempuran tentara dan milisi pro-kemerdekaan Indonesia dengan tentara Sekutu. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Hal tersebut merupakan sepenggal cerita tentang awal ditetapkannya 10 November sebagai Hari Pahlawan. Cerita tersebut disampaikan oleh Sumilan, Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kabupaten Kediri, saat ditemui di Markas LVRI Jalan Puncak Jaya Pare, (10/11).
Dalam memperingati Hari Pahlawan 2020 ini, Sumilan berpesan kepada generasi penerus bangsa untuk dapat merawat kemerdekaan yang telah dengan susah-payah diraih, serta mengisi kemerdekaan dengan membangun bangsa dan mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera serta menjaga Pancasila dari upaya-upaya yang ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara.
"Dengan semangat juang, diharapkan akan mampu menjadi semangat untuk melanjutkan perjuangan pada masa sekarang ini," ungkap Sumilan.
Sementara itu, Tari, pelaku sejarah 10 November dengan didampingi Ketua LVRI juga bercerita tentang pengalamannya saat bertempur pada 10 November 1945 silam. Di sela-sela cerita, Tari juga berpesan agar generasi muda harus mengetahui perjuangan yang dilakukan para pendahulu mereka, yakni para pahlawan yang berjuang. Sehingga dengan mengetahui semangat para pejuang saat merebut kemerdekaan, diharapkan bisa menjadi teladan bagi pelajar untuk semangat meraih prestasi sesuai dengan bidang yang digeluti.
Tari menambahkan, tugas dari generasi muda saat ini untuk memajukan bangsa yakni dengan belajar dengan baik, sebab masih banyak hal yang mesti diperbuat.
“Perbuatan sekecil apapun, lakukan dengan ikhlas. Sebab selain membawa berkah dan ketenangan, tiap pekerjaan yang dilandasi dengan rasa ikhlas ini akan membawa kebaikan bagi dirinya serta orang di sekelilingnya,” imbuhnya.
Sejarah singkat yang disampaikan oleh kedua veteran ini mengungkapkan bahwa kemerdekaan yang diraih oleh bangsa Indonesia bukan semata-mata pemberian Jepang maupun Inggris. Namun kemerdekaan bangsa Indonesia murni dari keinginan rakyat. Dengan merdekanya bangsa Indonesia mendorong negara-negara lain untuk memperjuangkan kemerdekaan dan melepaskan diri dari cengkeraman penjajah. (Kominfo/ag,tee,tj,wk)
Berita Terkait
- Puluhan Difabel Dilatih Memasarkan Produk Kerajinan Melalui Medsos
- Pahlawanku Sepanjang Masa
- Secangkir Kopi Berjuta Cerita di Brekenmo Coffe
- Sampah Jadi Uang
- Pelatihan Olahan Makanan Bagi Pelaku IKM
- Relawan GNDP Tanam Ribuan Pohon di Alas Simpenan
- Kreasi Olahan Gethuk, Aneka Rasa dan Beragam Bentuk
- Bersama Wujudkan Konsumsi yang Aman Bagi Masyarakat
- Puluhan Difabel Ikuti Pelatihan Ketrampilan Aksesoris
- Budidaya Anggrek Tuai Berkah Saat Pandemi
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article