Coopers, Media Semai Modern Ramah Lingkungan

By Dinas Kominfo Kab. Kediri19 Des 2020, 18:00:47 WIB Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Peternakan
Coopers, Media Semai Modern Ramah Lingkungan

Awal pandemi Covid 19 bulan Maret silam merubah segalanya, termasuk usaha yang dijalankan Yudi Santoso. Pria ini semula memproduksi pakaian renang, kebetulan anaknya juga terjun sebagai atlet renang.

Saat pandemi covid 19 merebak, seluruh kegiatan yang mengumpulkan banyak orang dihentikan termasuk event olah raga. Hal tersebut berimbas pada menurunnya omset penjualan pakaian renang, karena Yudi berjualan paling laris saat ada kompetisi renang.

"Sekarang hampir tidak ada yang membeli pakaian renang. Selain tidak ada kejuaraan, semua fasilitas renang juga ditutup," ungkapnya, (18/12).

Dengan kondisi seperti ini, akhirnya warga Desa Darungan Kecamatan Pare ini berfikir keras kemudian banting setir dengan membuat produk pertanian yaitu Coopers (Cocopit Pres). Apa itu cocopit pres? Yaitu sebuah media tanam berbahan serabut kelapa untuk menyamaikan benih tanaman.

Untuk mengenalkan produknya, dia mengikutkan Coopers pada Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) yang diadakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Kediri. Tak disangka, Yudi berhasil meraih Juara II.

Media tanam berupa cocopit pres ini sangat memudahkan para petani menyemaikan bibit tanaman, tak perlu susah-susah membuat lahan untuk pembenihan. Yudi juga melihat peluang usaha pada sektor pertanian yang tidak terlalu terpengaruh pandemi.

"Tak perlu ribet dalam menanam, sangat praktis. Tinggal memasukkan benih ke lubang kemudian dijaga kelembabannya sampai keluar tunasnya. Selain mempercepat persemaian juga mampu memangkas biaya produksi petani saat persemaian benih," terang Yudi sambil mempraktekkan.

"Produk cocopit pres sangat ramah lingkungan, tidak meninggalkan limbah residu sedikitpun karena mudah diuraikan tanah. Rekomendasi tanaman yang cocok adalah timun, semangka, melon, brokoli, tomat, karena tergolong tanaman usia semai pendek," tambah Yudi.

Yang menjadi  kendala selama produksi adalah alat yang digunakan untuk mengepres masih sangat sederhana dan manual, yaitu menggunakan dongkrak mobil. Akibatnya ia tidak bisa memproduksi dengan cepat meski sudah dibantu oleh 2 orang tenaga kerja. Dalam seminggu, Yudi hanya mampu membuat 50 bal coopers.

Yudi menjual coopers dengan harga 70 ribu rupiah/bal, dengan jumlah sebanyak 20 ribu lubang semai. Untuk mengatasi musim hujan seperti sekarang ini ia pun membuat oven pengering, namun kapasitasnya masih kecil 2 bal.

"Coopers ini saya titipkan di kios-kios pertanian di Kediri dan sekitar yaitu Blitar, Tulungagung dan Nganjuk. Alhamdulillah respon konsumen sangat bagus," jelasnya.

"Kabupaten Kediri memiliki potensi sentra tanaman hortikultura, ini yang menjadi target saya. Kita juga punya pasar induk Pare, disitu sentranya jual beli produk hortikultura," imbuh bapak dua anak ini.

"Kita juga punya pabrik-pabrik benih yang cukup besar dan kita hadir sebagai persemaiannya saja untuk menopang itu semua," pungkas Yudi. (Kominfo/lks,tee,tj,wk)




Tinggalkan komentar Anda via CommentBox