- Sosialisasi dan Serah Terima Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
- Kolaborasi Bersama, Upaya Percepatan Penurunan Stunting
- Apresiasi Sukarelawan PMI Kabupaten Kediri Berikan Penghargaan Kepada 40 Pendonor Darah
- Tingkatkan Layanan Kesehatan, Mas Dhito Resmikan Gedung KRIS RSKK Pare
- Pemkab Kediri Selenggarakan Upacara Peringatan HAORNAS ke-41 Tahun 2024
- Parade Cikar 2024, Sedot Animo Masyarkat
- Pemerintah Kabupaten Kediri Alokasikan 51 Milyar untuk Pembangunan Infrastruktur Desa
- Edukasi Pemanfaatan Bantuan Sosial PKH
- Kemeriahan Gebyar Kemerdekaan HUT RI Ke-79
- Konferensi Kerja Kabupaten IV Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Masa Bakti 2020-2025
Rendang Jamur Desa Putih Tembus Pasar Mancanegara
Wilujeng Dwi Ratna Ningtiyas, warga Desa Putih Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri berhasil mengembangkan bisnis rendang jamur. Usaha yang digeluti sejak bulan Maret lalu ini ternyata telah banyak diminati pasar luar negeri.
Melimpahnya produk jamur tiram di wilayahnya dan masih sedikit yang mengolahnya, membuat Ajeng yang juga seorang vegan ini tertarik memproduksi rendang yang berbahan non daging. Ia memilih jamur tiram coklat sebagai bahan rendang karena memiliki tekstur yang mirip dengan daging. Makanan ini juga cocok bagi para vegan untuk menikmati masakan rendang tanpa daging.
Pembuatan rendang ini sangat mudah namun proses memasaknya membutuhkan waktu hingga 8 jam. Pertama, jamur tiram dipotong dan disuwir, kemudian direbus sekitar 5 menit dan ditiriskan hingga benar-benar mengering. Setelah itu jamur dimasak menggunakan resep tradisional di dalam sebuah wajan. Setelah semuanya tercampur, adonan diaduk dan dimasak hingga 8 jam sampai bumbu meresap sempurna.
“Kebanyakan rendang yang dijual menggunakan daging, baik sapi, ayam atau ikan. Karena saya sedang merambah ke vegan, jadi ingin membuat produk yang bisa dikonsumsi vegan. Selain itu harga jamur juga lebih murah dibandingkan daging,” kata Ajeng.
Sejak tiga bulan memproduksi, Ajeng telah menghabiskan 90 kilogram jamur tiram yang dibeli di petani seharga 25 ribu perkilogram. Rendang jamur buatannya dijual dalam kemasan 100 gram dengan 3 varian rasa, yaitu original, pedas dan super pedas. Harganya pun cukup terjangkau, yakni berkisar 30 ribu hingga 35 ribu rupiah. Produk ini bisa bertahan 2 minggu di suhu ruang dan bertahan 6 bulan jika disimpan dalam freezer.
Saat ini permintaan rendang jamur datang dari Jakarta,Sumatra, Kalimantan hingga Sorong Papua. Memanfaatkan media online, pemasaran jamur rendang ini juga menjangkau pasar manca negara seperti Cina, Makau, Kanada, Turki, Mesir, Hongkong dan Taiwan. Hasilnya pun menjanjikan. Dalam sebulan, omset usaha rendang jamur ini bisa mencapai 11 juta rupiah.
Menurut Ajeng, di Indonesia baru ada dua produsen rendang jamur, yaitu dirinya dan produsen asal Tangerang. Ia bersyukur usahanya ini mampu menambah pendapatan di tengah sulitnya ekonomi akibat pandemi covid-19. (Kominfo/fd,tee,tj,wk)
Berita Terkait
- Digitalisasi, Tingkatkan Produktivitas dan Perluas Pasar UMKM
- Mas Bup Ajak Sang Istri Berburu Batik Lokal
- Berkat Media Sosial, Karyaku Bisa Terkenal
- Perajin Wayang Kulit Banjir Pesanan di Masa Pandemi
- Kunyit Kuning untuk Pengolahan Pakan Ternak dan Kebutuhan Eksport
- Bantal Leher Tetap Eksis di Masa Pandemi
- Sapindelick, Brand Lokal Go Internasional
- Pengrajin Barongan Tuai Berkah Saat Pandemi Covid
- Bambu Melimpah Disulap Menjadi Aneka Kerajinan Anyaman dan Mebeler
- Wagub JatimTinjau Pusat Oleh-Oleh di Mengkreng
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article