- Sosialisasi dan Serah Terima Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
- Kolaborasi Bersama, Upaya Percepatan Penurunan Stunting
- Apresiasi Sukarelawan PMI Kabupaten Kediri Berikan Penghargaan Kepada 40 Pendonor Darah
- Tingkatkan Layanan Kesehatan, Mas Dhito Resmikan Gedung KRIS RSKK Pare
- Pemkab Kediri Selenggarakan Upacara Peringatan HAORNAS ke-41 Tahun 2024
- Parade Cikar 2024, Sedot Animo Masyarkat
- Pemerintah Kabupaten Kediri Alokasikan 51 Milyar untuk Pembangunan Infrastruktur Desa
- Edukasi Pemanfaatan Bantuan Sosial PKH
- Kemeriahan Gebyar Kemerdekaan HUT RI Ke-79
- Konferensi Kerja Kabupaten IV Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Masa Bakti 2020-2025
Orderan Orkes Sepi, Beralih Membuat Anyaman Bambu Bernilai Ekonomis Tinggi
Pandemi covid 19 hampir memukul perekonomian masyarakat di segala bidang, termasuk para pekerja seni. Akibatnya banyak masyarakat kehilangan mata pencaharian, salah satunya Sutikno, warga Desa Jarak Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Sebelum adanya pandemi, ia sepenuhnya menggantungkan dari pekerjaannya sebagai gitaris salah satu orkes di wilayah tempat tinggalnya. Namun kini akibat covid, job manggungnya hampir tak pernah ada.
Untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan rumah tangganya, Sutikno harus pandai melihat peluang bisnis di era pandemi. Dengan memanfaatkan bambu jawa serta bambu apus yang sangat melimpah, ia sulap menjadi aneka macam handicraft yang menarik namun tetap menonjolkan kesan tradisional.
Berkat ketrampilan yang didapat secara otodidak, serta dengan keahlian menganyam bambu, berbagai produk berhasil ia buat, antara lain tempat tisu, tempat air mineral kecil, lampu gantung, lampu duduk, lampu tempel, rantang isi 2 dan 3, serta nampan.
Sutikno mengatakan, produk buatannya ini bisa bersaing dengan berbagai produk lain di pasaran karena unggul dari segi kwalitas dan kwantitas, seperti dari segi kerapian dan kehalusan bahan dasar, karena dikerjakan dengan penuh ketelitian.
Dalam satu bulan, Sutikno mampu memproduksi sekitar 100 produk anyaman bambu. "Kalau dirata-rata sekitar 100 buah, namun bisa kurang dan bisa lebih tergantung bentuk dan tingkat kerumitan dari pemesan. Kalau modelnya simpel bisa 100 lebih, namun kalau banyak yang pesan model custom paling hanya sekitar 70 buah dalam satu bulan," katanya.
Harga yang dibanderol dari produknya ini cukup terjangkau, mulai Rp 35.000 ribu sampai Rp 65.000 ribu untuk tempat tisu, dan Rp 50.000 ribu sampai Rp 150.000 ribu untuk tempat lampu. Harga bervariasi tergantung dari tingkat kesulitan pembuatannya.
Berkat keterampilan tersebut, Sutikno juga langganan menjadi narasumber pelatihan handicraft yang diadakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Kediri. "Di beberapa acara saya juga menjadi narasumber pelatihan dengan materi pembuatan anyaman untuk dirakit menjadi tempat tisu dan tempat minuman, bahkan rumah saya ini juga pernah dijadikan tempat pelatihan. Setelah itu Ibu Bupati Haryanti Sutrisno datang kesini langsung dan memborong beberapa produk saya," terang Sutikno sambil tertawa bahagia.
Selain sering dijadikan pemateri, bentuk perhatian Pemkab Kediri melalui Dinas Sosial dan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro yaitu membantu pemasarandan mengikutkan karyanya dalam pameran produk-produk UMKM. Kominfo/fd,tee,tj,wk)
Berita Terkait
- Mengulik Bisnis Olahan Rumah Frozen Food Naumy
- Marwah, Tempat Wisata Sekaligus Pusat Oleh-oleh UMKM Kab. Kediri
- 29 Pelaku UMKM Terima CSR Bank Jatim
- Sentra Tahu Keniten Pasarkan Produk di Supermarket dan Swalayan
- Pelatihan Pemasaran Online Bagi Pelaku UMKM
- 60 UMKM Terima Bantuan CSR
- Peluang Usaha Masker Unik dengan Bordir Nama
- Rahasia Renyahnya Kerupuk Tahu Kejora
- Pelaku UMKM Mendapat Pelatihan Digital Marketing Dari PT Pos Kediri
- Sari Nanas Oleh-oleh Alternatif Khas Wisata Gunung Kelud
Jojo
Sangat bagus program dari negara terkait sertifikat tanah. Meskipun berbayar Rp 600.000.jika 1 desa ...
View ArticleNash
Alhamdulillah ...maju terus Kab. ...
View Article