- Apel Kehormatan dan Renungan Suci, Hormati Jasa Para Pahlawan
- Mas Dhito Disebut Satu-Satunya Bupati yang Bisa Menyatu dengan Rakyat
- Kesuksesan Hari Ini, Menjadi Bekal Meraih Cita-cita Dimasa Depan
- Peresmian Galeri UMKM Kabupaten Kediri
- Kediri, Layak Disebut Mother Of Nusantara
- Mas Dhito Sinau Bareng Cak Nun, dari Kediri Untuk Nusantara
- Festival Lansia, Kobarkan Semangat Kemerdekaan RI ke 77
- Gempita Kemerdekaan Kab. Kediri, Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng
- Mas Dhito Berikan Diskon Pajak Bagi Pelaku Seni
- Kukuhkan Paskibra, Mas Dhito : Jadilah Muda, Merdeka, dan Berbudaya
Bambu Melimpah Disulap Menjadi Aneka Kerajinan Anyaman dan Mebeler
Berita Terkait
- Wagub JatimTinjau Pusat Oleh-Oleh di Mengkreng
- Orderan Orkes Sepi, Beralih Membuat Anyaman Bambu Bernilai Ekonomis Tinggi
- Mengulik Bisnis Olahan Rumah Frozen Food Naumy
- Marwah, Tempat Wisata Sekaligus Pusat Oleh-oleh UMKM Kab. Kediri
- 29 Pelaku UMKM Terima CSR Bank Jatim
- Sentra Tahu Keniten Pasarkan Produk di Supermarket dan Swalayan
- Pelatihan Pemasaran Online Bagi Pelaku UMKM
- 60 UMKM Terima Bantuan CSR
- Peluang Usaha Masker Unik dengan Bordir Nama
- Rahasia Renyahnya Kerupuk Tahu Kejora
Berita Populer
- Sosialisasi Penyaluran Bantuan Sosial Melalui GNOTA Kabupaten Kediri
- Pengumuman Pendaftaran CASN Kabupaten Kediri 2021
- Pemkab Kediri Launching Aplikasi Sahaja Online
- 2023, Bandara Kediri Bisa Sudah Bisa Beroperasi
- Wisata Besuki Irenggolo Dibuka Dengan Menerapkan Protokol Kesehatan
- SE PPKM Darurat Kabupaten Kediri 2021
- Penyerahan SPPT PBB-P2 Kabupaten Kediri Tahun 2021
- Kunyit Kuning untuk Pengolahan Pakan Ternak dan Kebutuhan Eksport
- Serah Terima Jabatan Dandim 0809 Kediri
- Harga Cabai Melonjak, Bupati Kediri Sidak Pasar Induk Pare

Berkat kreatifitas serta melimpahnya pohon bambu yang tak terpakai di sekitar rumah, seorang warga di Kabupaten Kediri berhasil membuat beraneka produk mebel bernilai ekonomi tinggi yang bahannya semua terbuat dari bambu. Hasil karyanya yang eksotis ini diminati konsumen di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Bali.
Jika dilihat sepintas, mungkin bambu memang tidak ada nilai ekonomisnya, tertumpuk bak sampah yang usang. Namun di tangan Mujiana, pengrajin mebel dari Desa Sumbercangkring, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, bambu ini mampu diolah menjadi aneka mebel, gazebo, serta aneka anyaman yang eksotis.
Dengan dibantu seorang karyawannya, bambu-bambu yang telah kering direndam dalam air khusus selama beberapa hari agar tidak mudah dimakan rayap maupun serangga sejenis. Setelah direndam, bambu yang siap dipakai langsung dipotong sesuai ukuran untuk aneka jenis mebel. Untuk membuat satu set mebel meja dan kursi, potongan bambu kecil-kecil dilubangi untuk dirangkai menjadi sebuah kursi. Agar lebih kuat, disetiap sudut kerangka kursi direkatkan menggunakan tali rotan. Uniknya, meski tidak menggunakan paku, namun mebel bambu ini sangat kuat, bahkan dibanding mebel kayu sejenisnya pengrajin menjamin produknya bisa awet hingga 15 tahun.
Mujiana mengatakan, usaha yang dirintis sejak 4 tahun terakhir ini awalnya terinspirasi oleh banyaknya pohon bambu di sekitar rumah yang tak termanfaatkan. Dengan bekal nekat dan pengetahuan saat mengikuti diklat pembuatan anyaman di Magetan, selanjutnya Mujiana mengkreasikan bambu jenis ori untuk dijadikan mebel. Hasilnya beragam jenis mebel pun kini berhasil dibuat dengan standart kualitas tinggi.
"Saya usaha ini sudah 5 tahun, berbekal mengikuti pelatihan membuat anyaman di Magetan, selanjutnya mencoba membuat kreasi anyaman," terangnya.
Setiap bulan Mujiana mampu menghasilkan 4 set mebel meja kursi. Tak hanya itu, produk mebel bambunya meliputi tempat tidur, meja prasmanan, gazebo, hiasan tempat bunga, pagar rumah, serta lampion.
"Produknya beragam, mulai dari tempat buah, tudung hidang, lampion, bahkan saya juga menerima pesanan pembuatan rumah dari bambu, maupun rumah makan," imbuhnya.
Untuk harga kreasi kerajinan anyaman dari bambu ini, Mujiana mematok harga mulai dari 2 ribu rupiah hingga 400 ribu rupiah, sementara untuk harga mebel mulai dari 2,5 juta hingga 3 juta rupiah, Gazebo dipatok harga 4 juta rupiah dengan kapasitas 4 hingga 6 orang, dan untuk harga rumah makan menyesuaikan ukuran.
Meski produk mebel bambu cukup prospektif, namun minimnya warga untuk membuat kerajinan dari bambu, membuat Mujiana kesulitan mendapatkan tenaga kerja. Bahkan dirinya telah melatih sedikitnya 60 orang, namun yang berhasil hanya 3 orang saja, sehingga jika mendapat banyak pesanan, Mujiana terpaksa menolaknya. (Kominfo/ag,tee,tj,wk)
