- Lewat Pagelaran Wayang, Pemprov Jatim Sosialisasikan Pemilu Serentak 2024
- Kunjungi Bandara, Mas Dhito Ajak Kepala Daerah Selingkar Wilis Bangun Jalan Non Tol
- 'Kala Senja di Bumi Panjalu' Kentrung Kreasi Ramaikan Taman Totok Kerot
- Korpri Bersinergi dan Berkolaborasi untuk Kabupaten Kediri
- Persembahan Terakhir, Lokarkarya PPK Ormawa Himaptika Hype Ur Local UNP Kediri Digelar di Desa Wisata Joho
- Kabupaten Kediri Raih Penghargaan Swasti Saba Padapa Dari Kemenkes
- Dunia Dalam Genggaman, Manfaatkan Digital Marketing Dengan Sebaik Baiknya
- Piala Kerajaan Kediri III, Upaya Pelestarian Satwa Burung dan Tingkatkan Pelaku UMKM.
- Kegiatan Jambore Anak Bangsa, Membentuk Karakter, Fisik dan Mental Kuat Menyongsong Genarasi Emas 2045
- HUT PGRI dan HGN Tahun 2023, Tingkatkan Layanan Pendidikan Wujudkan Kediri Yang Berbudaya.
Gereja Tua Puh Sarang
Gereja tua Pohsarang ini dibangun tahun 1936 dan sudah mengalami beberapa kali renovasi. Namun dari rentetan renovasi itu, bentuk asli gereja masih terjaga. Altar gereja dari batu masih yang beratnya mencapai tujuh ton dan berhias pahatan rusa, altar luar berbentuk Stupa Borobudur, menara berbentuk Candi Buntar, pendopo, perangkat gamelan sebagai pengiring misa, tabernakel batu dengan desain batu terguling, makam, dan lain-lain, masih bisa kita temui di Gereja Pohsarang.
. Atap Gereja Puh Sarang
Menginjakkan kaki dan melangkah masuk ke Kompleks religi ini, kita langsung disuguhi gaya arsitektur yang menawan. Selain sentuhan tradisi yang kental, Gereja Katolik yang terletak di kaki timur Gunung Wilis, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri ini juga membawa gaya moderen. Jadi, selain melihat sentuhan Mojopahit, Jawa, Tiongkok, Bahkan Hindu dan Budha, kita juga dapat melihat sruktur busur kayu, baja tarik penghubung atap, dan teknologi rumah otomatis.
Gereja tua Pohsarang ini dibangun tahun 1936 dan sudah mengalami beberapa kali renovasi. Namun dari rentetan renovasi itu, bentuk asli gereja masih terjaga. Altar gereja dari batu masih yang beratnya mencapai tujuh ton dan berhias pahatan rusa, altar luar berbentuk Stupa Borobudur, menara berbentuk Candi Buntar, pendopo, perangkat gamelan sebagai pengiring misa, tabernakel batu dengan desain batu terguling, makam, dan lain-lain, masih bisa kita temui di Gereja Pohsarang.
