- PENGUNDURAN DIRI PESERTA SELEKSI PPPK TENAGA KESEHATAN YANG TELAH DINYATAKAN LULUS
- Mengintip Indahnya Panorama Bukit Gandrung Tanggulasi
- Seleksi Administrasi Anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Kediri
- Banyak Korban yang Belum Melaporkan Kekerasan pada Ibu dan Anak
- Ratusan Anak Antusias Ikuti Kegiatan Mobil Pintar
- Bersinergi dengan Putera Sampoerna Foundation, Mas Dhito Bakal Upgrade SDM Guru
- Mas Dhito Dorong Kursi Roda Ketua DPRD Memasuki Ruangan Sidang
- Mas Dhito Siapkan Learning Center Kebandarudaraan Untuk Serap Pekerja Lokal
- Mbak Cicha Dorong UMKM Go Internasional
- Evaluasi Kinerja SKPD, Mas Dhito Minta Serapan Anggaran Berdampak Langsung Pada Masyarakat
Gereja Tua Puh Sarang
Berita Foto Populer
Gereja tua Pohsarang ini dibangun tahun 1936 dan sudah mengalami beberapa kali renovasi. Namun dari rentetan renovasi itu, bentuk asli gereja masih terjaga. Altar gereja dari batu masih yang beratnya mencapai tujuh ton dan berhias pahatan rusa, altar luar berbentuk Stupa Borobudur, menara berbentuk Candi Buntar, pendopo, perangkat gamelan sebagai pengiring misa, tabernakel batu dengan desain batu terguling, makam, dan lain-lain, masih bisa kita temui di Gereja Pohsarang.
4. Atap Gereja Puh Sarang
Menginjakkan kaki dan melangkah masuk ke Kompleks religi ini, kita langsung disuguhi gaya arsitektur yang menawan. Selain sentuhan tradisi yang kental, Gereja Katolik yang terletak di kaki timur Gunung Wilis, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri ini juga membawa gaya moderen. Jadi, selain melihat sentuhan Mojopahit, Jawa, Tiongkok, Bahkan Hindu dan Budha, kita juga dapat melihat sruktur busur kayu, baja tarik penghubung atap, dan teknologi rumah otomatis.
Gereja tua Pohsarang ini dibangun tahun 1936 dan sudah mengalami beberapa kali renovasi. Namun dari rentetan renovasi itu, bentuk asli gereja masih terjaga. Altar gereja dari batu masih yang beratnya mencapai tujuh ton dan berhias pahatan rusa, altar luar berbentuk Stupa Borobudur, menara berbentuk Candi Buntar, pendopo, perangkat gamelan sebagai pengiring misa, tabernakel batu dengan desain batu terguling, makam, dan lain-lain, masih bisa kita temui di Gereja Pohsarang.
